Sunday, April 3, 2016

Budaya Organisasi



         Menurut Sawitri (2011) budaya merupakan keseluruhan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu kelompok sosial, yang membedakan dengan kelompok sosial yang lain. Budaya dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai tingkatan, antara lain : nasional, daerah, gender, generasi, kelas sosial, organisasional atau perusahaan. (Hofstede, 1994 dalam Indriyanto, 2000). Menurut Natalia & Supramono mendefisinikan budaya organisasi (organizational culture) sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. (Robbins, 1998). Semua makna atau definisi budaya organisasi tidak lain adalah suatu gabungan sistem antara anggota-anggota yang mempunyai makna tersendiri untuk membedakan antara satu organisasi satu dengan organisasi yang lain. Setiap organisasi mempunyai tujuan dan pendapat masing-masing untuk membentuk suatu organisasi yang baik. Semua didasari dari tujuan dan makna dibentuknya organisasi agar anggota mempunyai perilaku dan sikap baik. Robbins (1994) juga memberikan karakteristik budaya organisasi sebagai berikut : (a) inovasi dan pengambilan resiko yaitu sejauh mana para anggota organisasi didorong untuk inovatif dan mengambil resiko (b) perhatian ke rincian yaitu sejauh mana anggota organisasi diharapkan memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis, dan perhatian kepada rincian (c) orientasi hasil yaitu sajauh mana pimpinan atau pihak manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu (d) orientasi orang yaitu sejauh mana keputusan manajemen atau pimpinan memperhitungkan hasil-hasil orang-orang di dalam organisasi itu (e) orientasi tim yaitu sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, bukan individu-individu (f) keagresifan yaitu sejauh mana anggota organisasi agresif dan bukanya santai-santai (g) kemantapan yaitu sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankan status sebagai kontras dari pertumbuhan.
Pada tingkat organisasional, budaya merupakan seperangkat asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang dimilikik para anggota kelompok dalam suatu organisasi yang membentuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok yang bersangkutan (Indriantoro, 2000). Di samping tercermin pada nilai-nilai, budaya organisasional juga dimanifestasikan pada prektek-praktek organisasional, yang membedakan antara satu kelompok organisasional dengan kelompok organisasional lainnya. (Kotter & Heskett, 1992, dalam indriyanto, 2000). Flamholtz (1983) budaya organisasi sebagai pola dari nilai, norma dan kepercayaan yang bersama-sama dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi. Dalam penelitian Hofstede et al. (1990) menemukan 6 dimensi budaya organisasi yang lebih mengacu pada aktivitas manajemen yang mencerminkan nilai-nilai karyawan, sebagai berikut : (a) Orientasi hasil atau Orientasi proses (b) Orientasi orang (employee) atau orientasi pekerjaan (c) Parochial atau Profesional (d) Sistem tertutup atau sistem terbuka (e) Kontrol longgar atau kontrol ketat (f) Normative atau pragmatis. Keenam dimensi ini selalu melekat dalam setiap organisasi. Masing-masing organisasi dapat dipastikan memiliki kecenderungan ke salah satu karakteristik setiap dimensi atau ada kemungkinan mengarah kepada kombinasi dimensi tersebut.

No comments:

Post a Comment