Sunday, February 19, 2017

FROM THEORY TO PRACTICE


There was an able shaykh who trained student for da’wah – six month in theory and three months in the field for practice. A confident student graduating from the theoretical part felt that he could do the practical part by him self. The syhakh warned him against this view, but the student did not listen. He went off  to a remote village to practice da’wah. On the first Friday, a phoney imam delivered a khutbah full of lies about Allah and the prophet. The student stood up and shouted : “the imam is a lier. Neither Allah and the Prophet (SAW) made any of these statement.” The imam responded : “this young man is a kafir and deserves to be punished.” The audience in the masjid beat the student badly. The student went back to his shyakh with bandages and broken bones! The shyakh said to him : “let me show you a good example of pratical da’wah.” Next Friday he went to the same masjid when the same imam deliverd a similiar khutbah. Having listened to the khutbah, the shyakh stood up and declared : “your imam is a man of jannah. Anyone who takes even a single hair from his beard will earn jannah.” At once, the people attacked the imam’s beard and pulled one hair after another until he was left beardless and bleeding on the floor. Then the shyakh whispered in the ear of the imam : “ are you going to stop lying about Allah and the Prophet (SAW) and behave yourself, or do you want more punishment ?” the imam admitted his mischief and repented. The student realized his mistake and pleaded to the shyakh to give him his three months of pratical da’wah field training! There is a world of difference between theory and application.

The story taken at the book af  “Training guide of the Islamic Worker”

Written by : Hisyam Altalib.

Wednesday, February 8, 2017

ULAR BERBISA SANG BAPAK PART 1


Kisah awal bermula pada saat sang ibu kota hendak mencari kepala rumah tangga yang baru. Setelah 3 tahun sang kepala rumah tangga pindah haluan menjadi kepala rumah tangga sebelah, akhirnya kepala rumah tangga di gantikan oleh anaknya, sang pewaris tahta dari klan mata kecil. 2 tahun sang pewaris tahta memimpin rumah tangga. Sampai akhirnya  sang ibu kota ingin mencari kepala rumah tangga yang baru. Si pewaris tahta merasa masih bisa menjadi kepala rumah tangga, ia yakin bisa melanjutkan apa yang telah ia capai selama memimpin rumah tangganya, ia merasa sudah memuaskan para anak-anaknya. Yang dulunya anak-anak itu tidak tau mau tinggal dimana ?, tidak tau harus bekerja apa ? dan tidak tau harus berbuat apa ?. Sang kepala rumah tangga ini sangatlah tegas dan bijaksana ia sangat peduli akan nasib anak-anaknya. Ia bangunkan rumah, membukakan pekerjaan dan lahan usaha untuk mereka. Sakin baiknya, jika ada anaknya yang tidak pecus dalam mengurus perintahnya maka ia tidak segan untuk memarahinya.

Sunday, February 5, 2017

PERJALANAN MENUJU PUNCAK PERTAMA “PANDERMAN”

Halo teman-teman, gimana kabarnya hari sehatkan heheh. Kali ini saya mencoba membagikan cerita perjalanan saya di awal-awal memulai pendakian gunung. Hehe ya maklum namanya juga pemula bolehlah berbagi cerita sedikit-sedikit.

Friday, May 6, 2016

Review "Islam & Ham"

Tidak adanya “kemauan politik” pada masa orde baru untuk mengadakan perubahan atas UUD 1945 telah menjadikan undang – undang dasar tersebut menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Pidato tentang Hak – hak asasi manusia berdasarkan Syari’at Islam, di sampaikan oleh Almarhum Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy di depan siding Konstituante R.I. pada tanggal 5 februari 1958. Beliau ditugaskan oleh fraksinya “partai Islam Masyumi” untuk memberikan pokok – pokok pikiran yang akan dimasukkan dalam tubuh Undang – undang Dasar Republik Indonesia mengantikan UUDS 1950. Sungguh sangat disayangkan pokok – pokok pikiran Fraksi Islam dalam Konstituante harus menjadi dokumen sejarah, karena pada tanggal 5 juli 1959, presiden Soekarno mendekritkan kembali Undang – undang Dasar 1945.
            Sebagai seorang Muslim yang memperjuangkan dasar – dasar Islam, memperkatakan Hak – hak Manusia yang telah ditetapkan oleh syariat Islam semenjak tiga belas setengah abad yang lalu. Saya mengemukakan hal ini sebagian dari yang telah saya gali dari Al – Qur’an dan Sunnah Muhammad saw. Sekarang bagaimana pandangan Islam terhadap Hak – hak asasi manusia itu? Adakah Islam mempunyai dan menghargai hak – hak asasi itu? Dalam menjawab pertanyaan ini ingin saya lebih dulu mengatakan, bahwa Islam sesungguhnya bukanlah agama semata – mata dalam artian sebagaimana itu sekarang ini lazim ditafsirkan. Islam adalah satu (pandangan hidup) yang luas dan dalam, yang bersifat kejiwaan maupun kebendaan menguasai manusia dan masyarakat, termasuk dalamnya prinsip dari hak – hak dan kewajiban – kewajiban manusia dan Negara, dan mengenai segala sudut kehidupan, baik sipil dan politis, maupun ekonomis, sosial dan kebudayaan, baik nasional maupun internasional.

Review "Penyelesaian Problema Rumah Tangga Secara Islamy"

Setiap makhluk ciptaan Allah cenderung saling mencintai lawan jenisnya. Wanita membutuhkan pria dan sebaliknya. Hubungan kuat anatara wanita dan pria sulit diungkapkan, namun Al – Qur’an telah mengungkapkan demikian indahnya :

“….mereka itu adalah pakain bagimu. Sebaliknya kamu pun adalah pakaian bagi mereka..” (QS. Al – baqarah : 187)


         SUAMI IDEAL
Suami ideal adalah suami yang sejak awal telah menunjukkan kejujuran dan sikap terus terang. Suami ideal adalah suami yang menggauli isterinnya dengan baik, lembut, memuliahkan dan menerima kelebihan serta kekurangan keluarga isterinnya. Suami ideal adalah suami yang mampu menghibur dan bersikap lembut kepada istri. Suami ideal tidak boleh terlalu cemburuan, tidak mengumbar prasangka, tidak suka memata – matai dan tidak berlebihan. Suami ideal akan memberikan belanja yang cukup kepada istrinya, tidak boros, dan tidak pula bahkil. Suami ideal haruslah selalu tampil di hadapan istrinya dengan rapi, meyakinkan. Karena kebersihan dan penampilan suami mempunyai pengaruh yang besar dalam jiwa istri.

Peran Mahasiswa PAI UMY dalam memperbaiki pendidikan Indonesia

Dalam memajukan pendidikan di Indonesia pasti diperlukan peran para pendidik yang rela berjuang demi membangun kemajuan pendidikan di negara Indonesia. Para pendidik yang berjiwa nasionalis tinggi yang sangat ingin membuat pendidikan di Indonesia berkembang dan maju mengikuti jaman. Sebab pendidikan di Indonesia di rasa masih sangat kurang baik, dikarenakan masih banyaknya permasalahan yang timbul di dalamnya, mulai dari infastruktur sekolah yang belum bisa berkembang secara menyeluruh, kurangnya Jumlah tenaga pendidik yang belum bisa mencukupi pendidikan di Indonesia, dan juga anggaran dana yang sangat minim yang menjadi faktor utama yang sekarang perlu diperbaiki lagi oleh negara. pendidikan adalah kunci utama dalam suksesnya sebuah negara sebagai negara maju.suatu negara bisa maju dan berkembang tidak lain adalah dengan memajukan sektor pendidikannya sebagai wadah para generasi penerus yang sangat dibutuhkan oleh negara itu tersendiri. maka dari itu, indonesia perlu memunculkan benih-benih pendidik yang profesional dan kompeten dalam memajukan pendidikan di Indonesia.