KEHIDUPAN MALCOLM X
1. Kehidupan Awal
Malcolm
Little lahir pada tanggal 19 Mei 1925, di Omaha, Nebraska, anak keempat dari
tujuh bersaudara dari Louise Little (née Norton), seorang wanita
kelahiran Grenada, dan Earl Little, pendeta kelahiran Georgia. Earl adalah
pembicara Baptis yang vokal, pengagum Marcus Garvey, aktivis Pan Afrikanisme,
dan pemimpin lokal dari Universal Negro Improvement Association (UNIA) yang mencoba menanamkan
kemandirian dan kebanggaan berkulit hitam di anak-anaknya.[1][2]
Malcolm X kemudian mengatakan bahwa kekerasan oleh orang kulit putih telah
menewaskan tiga dari saudara ayahnya, termasuk satu orang yang digantung.[3]
Karena
ancaman Ku Klux Klan terhadap
kegiatan UNIA dan Earl Little yang
dianggap "menyebarkan masalah", keluarga mereka pindah pada tahun
1926 ke Milwaukee, Wisconsin, dan tidak lama kemudian ke Lansing, Michigan.[4]
Di langsing, keluarga Malcolm little sering di ganggu oleh Black Legion,
sebuah kelompok sepermasi kulit putih. Ketika little berusia enam tahun, ayah
little di tabrak trem dan tewas, meskipun polisi mengatakan bahwa Earl Little
tergelincir.
Pada
saat sekolah, Malcolm x menjadi seorang siswa yang unggul di sekolanya, namun ia
keluar setelah seorang guru kulit putih mengatakan kepadanya, bahwa menjadi
seorang pengacara “ Bukanlah tujuan yang Realistis
untuk seorang Negro ” sebuah cita – cita terbesar Malcolm little. setelah
tinggal di berbagai panti asuhan, pada usia 15 Little tinggal dengan kakak
tirinya Ella little Collins, di Roxburi, Boston, lingkungan yang sebagian besar
di huni orang Afrika – Amerika dari Boston, di mana ia mengerjakan berbagai
pekerjaan[5][6]. Setelah tinggal sebentar di Flint,
Michigo, little pindah ke Harlem, New York, pada tahun 1943, di mana ia
terlibat dalam transaksi obat bius, perjudian, pemerasan, perampokan, dan
mucikari.
Pada tahun 1945, Little kembali ke
Boston, di mana ia memulai serangkaian perampokan yang menargetkan keluarga
kulit putih yang kaya[7]. Pada tahun 1946, ia di tangkap saat
mengambil jam curian, ketika meninggalkanya, untuk perbaikan di sebuah toko
perhiasaan[8]. Dan pada bulan februari ia mulai menjalani hukuman 8
– 10 tahun di penjara Negara Charlestown[9].
Di penjara little bertemu dengan Bembry, dengan pengaruh Bembry, little
mengembangkan minatnya yang besar untuk membaca. Selama little di penjara,
beberapa saudara- saudaranya menulis kepadanya tentang NATION OF ISLAM, sebuah gerakan keagamaan yang relative baru
memberikan kemandirian hitam dan, pada akhirnya, penyatuan pada Diaspora Afrika, bebas dari dominasi
kulit putih America dan Eropa[10].
2. Perjuangan dan
Ajaran bersama Nation Of Islam
Setelah
di bebaskan pada bulan Agustus 1952, Malcolm x mengunjungi Elijah Muhammad di
Chicago, dan pada bulan Juni 1953, menjadi asisten pelayan di Kuil Nomer Tujuh
di Detroit[11].
Pada tahun 1955, Malcolm x bertemu
dengan Betty sanders di salah satu kuliahnya. Pada tahun 1956 Betty Sanders
bergabung dengan NOI dan mengubah namanya menjadi Betty x, di tahun
1958 mereka berdua menikah dan di karuniai enam putri : Atallah (1958), Qubilah
(1960), Ilyasah (1962), Gamilah Lumumba (1964), dan kembar Malikah dan Malaak
(1965).
Malcolm x mulai muncul ke perhatian
masyarakat umum setelah peristiwa anggota NOI Jhons Hinton dan dua orang
lainnya di pukul oleh polisi[12][13]. Di beritahu oleh seorang
saksi, Malcolm x dan sekelompok kecil muslim pergi ke kantor polisi menuntut
untuk melihat Hinton[12]. Polisi awalnya membantah ada seorang
Muslim yang di tahan, sampai akhirnya kerumunan orang bertambah lima ratus,
akhirnya Malcolm x di izinkan berbicara dengan Hinton[14], atas
desakan Malcolm x akhirnya hinton di rawat di Rumah sakit Harlem. Dalam
sebulan, Malcolm x berada dalam pengawasan polisi New York. Pada akhir tahun
1950-an Malcolm x mulai menggunakan nama baru, Malcolm Shabazz atau Malik El
Shabazz, meskipun secara luas ia masih di kenal dengan Malcolm X[15].
Dari
mulai bergabung dengan Nation of Islam pada tahun 1952 sampai ia memutuskan
keluar pada tahun 1964, Malcolm X mempromosikan ajaran Nation of Islam,
termasuk bahwa orang kulit hitam adalah orang-orang asli dunia,[16]
bahwa orang-orang kulit putih adalah "setan",[17] bahwa
orang kulit hitam lebih unggul daripada kulit putih, dan bahwa kematian ras
kulit putih sudah dekat.[18]. Malcolm X juga menganjurkan pemisahan
lengkap orang Afrika-Amerika dari warga kulit putih, mengusulkan pembentukan
sebuah negara terpisah[19] untuk orang kulit hitam di Amerika
sebagai langkah sementara sampai semua orang Afrika-Amerika bisa kembali ke
Afrika.[20] Dia juga menolak strategi gerakan hak-hak sipil yang
menggunakan cara non-kekerasan, menganjurkan orang-orang kulit hitam untuk
menggunakan cara apapun yang diperlukan untuk membela diri.[21]
Pidato-pidatonya memiliki efek yang kuat pada pendengarnya, umumnya di
kota-kota bagian utara dan barat Amerika, dimana banyak dari mereka sudah lelah
diminta untuk menunggu kebebasan, keadilan, kesetaraan dan rasa hormat dari
orang kulit putih,[22].
Malcolm
X telah banyak dianggap sebagai pemimpin yang paling berpengaruh kedua di
Nation of Islam setelah Elijah Muhammad[23] Ia diingat sebagai
pemicu peningkatan dramatis keanggotaan NOI antara awal 1950-an dan awal
1960-an (dari 500 sampai 25.000)[24] atau dari 1.200 menjadi 50.000
atau 75.000 ).[25] Dia menginspirasi petinju Cassius Clay (kemudian
dikenal sebagai Muhammad Ali untuk bergabung dengan Nation of Islam[27]
(meskipun seperti Malcolm X sendiri, Ali kemudian meninggalkan kelompok
tersebut untuk menjadi seorang Muslim Sunni[27]
Malcolm
X adalah pengkritik keras gerakan hak-hak sipil. Dia menggambarkan
para pemimpinnya sebagai "antek" untuk warga kulit putih, dan ia
pernah menggambarkan Martin Luther King, Jr sebagai "orang bodoh".
Dia mengkritik Pawai di Washington pada tahun 1963, yang ia sebut
"lelucon di Washington". Dia mengatakan dia tidak tahu
mengapa orang kulit hitam begitu banyak yang gembira tentang demonstrasi
"yang dijalankan oleh orang kulit putih di depan patung seorang presiden
yang telah meninggal selama seratus tahun, dan yang membenci kita ketika ia
masih hidup".
3. Perjalanan Internasional
Setelah
menyatakan keluar dari Nation Of Islam pada 8 Maret 1964, Karena di rasa di
dalam ajaran Nation Of islam itu sangat bertentangan dengan ajaran islam yang
sebenarnya yang menganggap orang kulit putih adalah “Iblis/setan”[27]
dan yang terhormat adalah Elijah Muhammad adalah utusan Allah SWT. Pandangan –
pandangan NOI(Nation Of Islam) yang sangat Rasis sehingga ia menolak bantuan
apapun dari kalangan orang kulit putih yang benar – benar mendukung perjuangan
anti diskriminasi. Pandangan tersebut tentu saja bertengan dengan ajaran islam
sendiri yang tidak membedakan kehormatan dan kehinaan seseorang berdasarkan ras
serta tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Akhirnya ia pun Hijrah Ke Mekkah,Afrika,Prancis
dan Britania Raya. Di Mekkah, Saudi Arabiah Malcolm x melakukan ibadah Haji
yang pertama kalinnya.
1. MEKKAH
Pada bulan April 1964, Malcolm memulai perjalan
Hajinya dengan terbang ke Jeddah Arab Saudi, tetapi kedatangannya di sana
sempat tertahan kerena berwarganegaraan amerika yang tidak mampu berbahasa
Arab, itu memyebabkan islamnya di pertanyakan[28][29]. Disana ia
menghubungi Abdul Rahman Hasan Azzam, yang menerima perstujuan visannya, putra
Azzam tidak hanya mengatur pembebasan visa Malcolm x, tetapi juga meminjamkan
Malcolm x kamar hotel pribadinnya.
“pada usiaku
yang ke-39, aku berada di kota suci mekkah saat itulah, untuk pertama kali
dalam hidupku, aku berdiri di hadapan ciptaan yang Maha Kuasa dan aku merasa
menjadi manusia utuh” (The Autobiografy of Malcolm x,)
Setelah melakukan perjalanan ibadah Haji dia
mendapatkan gambaran yang berbeda dari pandangannya selama ini, apalagi setelah
melihat jama’ah haji yang berkumpul dari belahan bumi, dari berbagai ras,
bangsa dan warna kulit yang semua memuji tuhan yang satu dan tidak saling
membedakan.
Beliau berkata :
“pengalaman haji yang saya alami dan lihat
sendiri benar – benar memaksa saya mengubah banyak pola pikir saya sebelumnya
dan membuang sebagian pemikiran saya. Hal itu tidaklah sulit bagi saya”
Akhirnya ia menganti nama menjadi “Ell Hajj Malik El
Shabazz”.
2. AFRIKA
Setelah mengunjungi Mekkah, Malcolm x mengunjungi
Afrika untuk yang kedua kalinnya,kembali ke Amerika Serikat pada akhir Mei[30].kemudian
mengunjungi Afrika lagi pada bulan Juli[31]. Selama kunjungan ia
bertemu berbagai pejabat, memberikan wawancara, dan berbicara di televisi dan
radio di Mesir, Ethiopia, Tanganyika, Nigeria, Ghana, Gunia, Sudan, Senegal,
Liberia, Aljazair, dan Maroko.
Di Kairo, ia menghadiri pertemuan kedua dari
Organisasi Persatuan Afrika sebagai perwakilan dari Organisasi Persatuan Afro –
Amerika Kwame
Nkrumah dari Ghana, Gamal Abdel
Nasser dari Mesir dan Ahmed Ben
Bella dari Aljazair mengundang Malcolm X
untuk bekerja dalam pemerintahan mereka. Setelah pidato di University of
Ibadan, Asosiasi Mahasiswa Muslim Nigeria menganugerahinya gelar kehormatan
dalam bahasa Yoruba, Omowale, yang berarti "anak yang telah pulang
ke rumah, ia kemudian menyebut nama itu sebagai kehormatan yang paling berharga
yang pernah ia dapatkan.
3. PERANCIS DAN BRITANIA RAYA
Pada
tanggal 23 November 1964, dalam perjalanan pulang dari Afrika, Malcolm X
singgah di Paris, di mana ia berbicara di Salle de la Mutualité.[32].
Seminggu kemudian, pada tanggal 30 November, Malcolm X terbang ke Inggris, dan
pada 3 Desember berpartisipasi dalam debat di Oxford Union. Topik perdebatan
adalah "Extremism in the Defense of Liberty is No Vice; Moderation in
the Pursuit of Justice is No Virtue", dan Malcolm X berpendapat dengan
tegas. Tensi perdebatan itu begitu tinggi sehingga disiarkan secara nasional
oleh BBC.
Pada tanggal 5 Februari 1965, Malcolm X pergi
ke Eropa lagi. Pada tanggal 8 Februari, ia berbicara di London, sebelum
pertemuan pertama Dewan Organisasi Afrika Keesokan harinya, Malcolm X mencoba
untuk pergi ke Perancis, namun permohonannya untuk masuk ditolak. Pada tanggal
12 Februari, ia mengunjungi Smethwick, dekat Birmingham, yang telah menjadi
buah bibir karena pembagian rasialnya setelah pemilihan umum Britania Raya 1964,
ketika partai Konservatif memenangkan kursi parlemen setelah rumor bahwa
pendukung mereka menggunakan slogan "Jika Anda ingin negro jadi tetangga
Anda, pilih partai Buruh.[33].
4. Kembali ke Amerika Serikat
Setelah keluar dari
Nation Of Islam dan setelah melakukan perjalanan internasionalnya, Malcolm x kembali
ke Amerika Serikat Dengan membentuk gerakan baru yakni MMI (Muslim Mosque, Inc) dan OAAU (Organitation Afro – American Unity).
Malcolm x sering berbicara di hadapan khalayak di Amerika Serikat. Dia
berbicara rutin di Muslim Mosqoe Inc dan Organitation Afro – American Unity, ia
adalah seorang pembicara yang paling di cari di kampus – kampus[34].
Kedatangan dan Penghiatan Malcolm x dengan gerakan barunya membuat perseteruan
dengan Nation Of Islam. Sehingga membuat Elijah Muhammad merencanakan
pembunuhan terhadapnya.
a. MMI (Muslim
Mosque Inc)
Pada
tanggal 12 Maret 1964, empat hari setelah kepergiannya dari Nation of Islam .[35]
Malcolm x mengumumkan pembentukan Masjid Muslim , Inc keanggotaan kelompok
terdiri terutama dari mantan anggota Nation Of Islam. Malcolm
X menghabiskan banyak waktu antara Maret 1964 dan Februari 1965 di luar negeri
. Dalam ketidakhadirannya , James Shabazz menjabat sebagai pemimpin de facto
dari Muslim Mosque , Inc[36]. Antara Maret 1964 , ketika ia
meninggalkan Nation of Islam , dan Februari 1965, ketika dia dibunuh , filsafat
Malcolm X berkembang saat ia melakukan perjalanan melalui Afrika dan Timur Tengah
. Perubahan tersebut membuat bingung banyak anggota Masjid Muslim , Inc[37].
Pada bulan Mei 1964, keanggotaan di Masjid Muslim , Inc telah berkembang
menjadi 125 , dan kelompok itu menarik orang-orang yang tidak mantan anggota
Nation Islam[38].
b. OAAU
(Organitation Afro – American Unity)
pada tanggal 15 Februari 1965 OAAU
(Organitation Afro – Amerika Unity) di dirikan di kota New York. Seminggu
sebelum Malcolm x di bunuh Setelah
pembentukan ini Orang – oarng Afro – Amerika akan meluncurkan Revolusi kebudayaan
yang akan menyediakan dan memulihkan idenditas kita orang Afrika – Amerika yang
berbunyi :
1. Organisasi Afro - Amerika Unity menyambut semua orang-orang asal Afrika untuk datang bersama-sama dan mendedikasikan ide-ide mereka , keterampilan , dan hidup untuk membebaskan rakyat kita dari penindasan .
2.
Cabang
Organisasi Afro - Amerika Unity dapat didirikan oleh orang-orang keturunan
Afrika di manapun mereka berada dan apa pun ideologi mereka - selama mereka
menjadi keturunan Afrika dan didedikasikan untuk tujuan kami satu : kebebasan
dari penindasan.
3. Program dasar Organisasi Afro - Amerika Unity yang sekarang sedang disajikan dapat dan akan diubah oleh keanggotaan , dengan mempertimbangkan kondisi nasional , regional , dan lokal yang memerlukan perawatan yang fleksibel .
4. Organisasi Afro - Amerika Unity mendorong partisipasi aktif dari setiap anggota karena kita merasa bahwa setiap Afro - Amerika memiliki sesuatu untuk berkontribusi kebebasan kita . Dengan demikian setiap anggota akan didorong untuk berpartisipasi dalam komite pilihan nya .
5. Memahami perbedaan yang telah dibuat antara kita dengan penindas kita untuk menjaga kita dibagi , Organisasi Afro - Amerika Unity berusaha untuk mengabaikan atau menenggelamkan perpecahan buatan dengan fokus kegiatan kami dan kesetiaan kita pada tujuan kami satu : kebebasan dari penindasan .
5. Pembunuh
Seminggu sebelum
Malcolm x di bunuh, rumahnya yang di New York di bom oleh orang yang tidak di
kenal. Puncaknya pada tanggal 21 Februari 1965, saat Malcolm x bersiap
berbicara pada acara Organisasi persatuan Afro – Amerika di Audubon Ballroom,
Manhattan[39]. Pada saat itu ada orang yang berteriak kepada Malcolm
x untuk mengeluarkan tangannya dari saku. Seorang yang tidak di kenal bergegas
ke depan dan menembaknya sekali di dada dengan dengan senapan sawed-off
berlaras ganda[40] dan dua orang lainnya naik ke panggung dan
menembak Malcolm dengan senapan semi otomatis.

No comments:
Post a Comment