Wednesday, October 29, 2014

Malcolm X


KEHIDUPAN MALCOLM X
1.      Kehidupan Awal
Malcolm Little lahir pada tanggal 19 Mei 1925, di Omaha, Nebraska, anak keempat dari tujuh bersaudara dari Louise Little (née Norton), seorang wanita kelahiran Grenada, dan Earl Little, pendeta kelahiran Georgia. Earl adalah pembicara Baptis yang vokal, pengagum Marcus Garvey, aktivis Pan Afrikanisme, dan pemimpin lokal dari Universal Negro Improvement Association (UNIA) yang mencoba menanamkan kemandirian dan kebanggaan berkulit hitam di anak-anaknya.[1][2] Malcolm X kemudian mengatakan bahwa kekerasan oleh orang kulit putih telah menewaskan tiga dari saudara ayahnya, termasuk satu orang yang digantung.[3]
Karena ancaman Ku Klux Klan terhadap kegiatan UNIA dan Earl Little yang dianggap "menyebarkan masalah", keluarga mereka pindah pada tahun 1926 ke Milwaukee, Wisconsin, dan tidak lama kemudian ke Lansing, Michigan.[4] Di langsing, keluarga Malcolm little sering di ganggu oleh Black Legion, sebuah kelompok sepermasi kulit putih. Ketika little berusia enam tahun, ayah little di tabrak trem dan tewas, meskipun polisi mengatakan bahwa Earl Little tergelincir.
Pada saat sekolah, Malcolm x menjadi seorang siswa yang unggul di sekolanya, namun ia keluar setelah seorang guru kulit putih mengatakan kepadanya, bahwa menjadi seorang pengacara “ Bukanlah tujuan yang Realistis untuk seorang Negro ” sebuah cita – cita terbesar Malcolm little. setelah tinggal di berbagai panti asuhan, pada usia 15 Little tinggal dengan kakak tirinya Ella little Collins, di Roxburi, Boston, lingkungan yang sebagian besar di huni orang Afrika – Amerika dari Boston, di mana ia mengerjakan berbagai pekerjaan[5][6]. Setelah tinggal sebentar di Flint, Michigo, little pindah ke Harlem, New York, pada tahun 1943, di mana ia terlibat dalam transaksi obat bius, perjudian, pemerasan, perampokan, dan mucikari.


Pada tahun 1945, Little kembali ke Boston, di mana ia memulai serangkaian perampokan yang menargetkan keluarga kulit putih yang kaya[7]. Pada tahun 1946, ia di tangkap saat mengambil jam curian, ketika meninggalkanya, untuk perbaikan di sebuah toko perhiasaan[8]. Dan pada bulan februari ia mulai menjalani hukuman 8 – 10 tahun di penjara Negara Charlestown[9]. Di penjara little bertemu dengan Bembry, dengan pengaruh Bembry, little mengembangkan minatnya yang besar untuk membaca. Selama little di penjara, beberapa saudara- saudaranya menulis kepadanya tentang NATION OF ISLAM, sebuah gerakan keagamaan yang relative baru memberikan kemandirian hitam dan, pada akhirnya, penyatuan pada Diaspora Afrika, bebas dari dominasi kulit putih America dan Eropa[10].

2.      Perjuangan dan Ajaran bersama Nation Of Islam

 Setelah di bebaskan pada bulan Agustus 1952, Malcolm x mengunjungi Elijah Muhammad di Chicago, dan pada bulan Juni 1953, menjadi asisten pelayan di Kuil Nomer Tujuh di Detroit[11].
Pada tahun 1955, Malcolm x bertemu dengan Betty sanders di salah satu kuliahnya. Pada tahun 1956 Betty Sanders bergabung dengan NOI  dan mengubah namanya menjadi Betty x, di tahun 1958 mereka berdua menikah dan di karuniai enam putri : Atallah (1958), Qubilah (1960), Ilyasah (1962), Gamilah Lumumba (1964), dan kembar Malikah dan Malaak (1965).
Malcolm x mulai muncul ke perhatian masyarakat umum setelah peristiwa anggota NOI Jhons Hinton dan dua orang lainnya di pukul oleh polisi[12][13]. Di beritahu oleh seorang saksi, Malcolm x dan sekelompok kecil muslim pergi ke kantor polisi menuntut untuk melihat Hinton[12]. Polisi awalnya membantah ada seorang Muslim yang di tahan, sampai akhirnya kerumunan orang bertambah lima ratus, akhirnya Malcolm x di izinkan berbicara dengan Hinton[14], atas desakan Malcolm x akhirnya hinton di rawat di Rumah sakit Harlem. Dalam sebulan, Malcolm x berada dalam pengawasan polisi New York. Pada akhir tahun 1950-an Malcolm x mulai menggunakan nama baru, Malcolm Shabazz atau Malik El Shabazz, meskipun secara luas ia masih di kenal dengan Malcolm X[15].


Dari mulai bergabung dengan Nation of Islam pada tahun 1952 sampai ia memutuskan keluar pada tahun 1964, Malcolm X mempromosikan ajaran Nation of Islam, termasuk bahwa orang kulit hitam adalah orang-orang asli dunia,[16] bahwa orang-orang kulit putih adalah "setan",[17] bahwa orang kulit hitam lebih unggul daripada kulit putih, dan bahwa kematian ras kulit putih sudah dekat.[18]. Malcolm X juga menganjurkan pemisahan lengkap orang Afrika-Amerika dari warga kulit putih, mengusulkan pembentukan sebuah negara terpisah[19] untuk orang kulit hitam di Amerika sebagai langkah sementara sampai semua orang Afrika-Amerika bisa kembali ke Afrika.[20] Dia juga menolak strategi gerakan hak-hak sipil yang menggunakan cara non-kekerasan, menganjurkan orang-orang kulit hitam untuk menggunakan cara apapun yang diperlukan untuk membela diri.[21] Pidato-pidatonya memiliki efek yang kuat pada pendengarnya, umumnya di kota-kota bagian utara dan barat Amerika, dimana banyak dari mereka sudah lelah diminta untuk menunggu kebebasan, keadilan, kesetaraan dan rasa hormat dari orang kulit putih,[22].
Malcolm X telah banyak dianggap sebagai pemimpin yang paling berpengaruh kedua di Nation of Islam setelah Elijah Muhammad[23] Ia diingat sebagai pemicu peningkatan dramatis keanggotaan NOI antara awal 1950-an dan awal 1960-an (dari 500 sampai 25.000)[24] atau dari 1.200 menjadi 50.000 atau 75.000 ).[25] Dia menginspirasi petinju Cassius Clay (kemudian dikenal sebagai Muhammad Ali untuk bergabung dengan Nation of Islam[27] (meskipun seperti Malcolm X sendiri, Ali kemudian meninggalkan kelompok tersebut untuk menjadi seorang Muslim Sunni[27]
Malcolm X adalah pengkritik keras gerakan hak-hak sipil. Dia menggambarkan para pemimpinnya sebagai "antek" untuk warga kulit putih, dan ia pernah menggambarkan Martin Luther King, Jr sebagai "orang bodoh". Dia mengkritik Pawai di Washington pada tahun 1963, yang ia sebut "lelucon di Washington". Dia mengatakan dia tidak tahu mengapa orang kulit hitam begitu banyak yang gembira tentang demonstrasi "yang dijalankan oleh orang kulit putih di depan patung seorang presiden yang telah meninggal selama seratus tahun, dan yang membenci kita ketika ia masih hidup".

3.      Perjalanan Internasional
Setelah menyatakan keluar dari Nation Of Islam pada 8 Maret 1964, Karena di rasa di dalam ajaran Nation Of islam itu sangat bertentangan dengan ajaran islam yang sebenarnya yang menganggap orang kulit putih adalah “Iblis/setan”[27] dan yang terhormat adalah Elijah Muhammad adalah utusan Allah SWT. Pandangan – pandangan NOI(Nation Of Islam) yang sangat Rasis sehingga ia menolak bantuan apapun dari kalangan orang kulit putih yang benar – benar mendukung perjuangan anti diskriminasi. Pandangan tersebut tentu saja bertengan dengan ajaran islam sendiri yang tidak membedakan kehormatan dan kehinaan seseorang berdasarkan ras serta tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW.  Akhirnya ia pun Hijrah Ke Mekkah,Afrika,Prancis dan Britania Raya. Di Mekkah, Saudi Arabiah Malcolm x melakukan ibadah Haji yang pertama kalinnya.
1.      MEKKAH
Pada bulan April 1964, Malcolm memulai perjalan Hajinya dengan terbang ke Jeddah Arab Saudi, tetapi kedatangannya di sana sempat tertahan kerena berwarganegaraan amerika yang tidak mampu berbahasa Arab, itu memyebabkan islamnya di pertanyakan[28][29]. Disana ia menghubungi Abdul Rahman Hasan Azzam, yang menerima perstujuan visannya, putra Azzam tidak hanya mengatur pembebasan visa Malcolm x, tetapi juga meminjamkan Malcolm x kamar hotel pribadinnya.
pada usiaku yang ke-39, aku berada di kota suci mekkah saat itulah, untuk pertama kali dalam hidupku, aku berdiri di hadapan ciptaan yang Maha Kuasa dan aku merasa menjadi manusia utuh” (The Autobiografy of Malcolm x,)
Setelah melakukan perjalanan ibadah Haji dia mendapatkan gambaran yang berbeda dari pandangannya selama ini, apalagi setelah melihat jama’ah haji yang berkumpul dari belahan bumi, dari berbagai ras, bangsa dan warna kulit yang semua memuji tuhan yang satu dan tidak saling membedakan.
Beliau berkata :
                        “pengalaman haji yang saya alami dan lihat sendiri benar – benar memaksa saya mengubah banyak pola pikir saya sebelumnya dan membuang sebagian pemikiran saya. Hal itu tidaklah sulit bagi saya”
Akhirnya ia menganti nama menjadi “Ell Hajj Malik El Shabazz”.


2.      AFRIKA
Setelah mengunjungi Mekkah, Malcolm x mengunjungi Afrika untuk yang kedua kalinnya,kembali ke Amerika Serikat pada akhir Mei[30].kemudian mengunjungi Afrika lagi pada bulan Juli[31]. Selama kunjungan ia bertemu berbagai pejabat, memberikan wawancara, dan berbicara di televisi dan radio di Mesir, Ethiopia, Tanganyika, Nigeria, Ghana, Gunia, Sudan, Senegal, Liberia, Aljazair, dan Maroko.
Di Kairo, ia menghadiri pertemuan kedua dari Organisasi Persatuan Afrika sebagai perwakilan dari Organisasi Persatuan Afro – Amerika Kwame Nkrumah  dari Ghana, Gamal Abdel Nasser  dari Mesir dan Ahmed Ben Bella  dari Aljazair mengundang Malcolm X untuk bekerja dalam pemerintahan mereka. Setelah pidato di University of Ibadan, Asosiasi Mahasiswa Muslim Nigeria menganugerahinya gelar kehormatan dalam bahasa Yoruba, Omowale, yang berarti "anak yang telah pulang ke rumah, ia kemudian menyebut nama itu sebagai kehormatan yang paling berharga yang pernah ia dapatkan.

3.      PERANCIS DAN BRITANIA RAYA
Pada tanggal 23 November 1964, dalam perjalanan pulang dari Afrika, Malcolm X singgah di Paris, di mana ia berbicara di Salle de la Mutualité.[32]. Seminggu kemudian, pada tanggal 30 November, Malcolm X terbang ke Inggris, dan pada 3 Desember berpartisipasi dalam debat di Oxford Union. Topik perdebatan adalah "Extremism in the Defense of Liberty is No Vice; Moderation in the Pursuit of Justice is No Virtue", dan Malcolm X berpendapat dengan tegas. Tensi perdebatan itu begitu tinggi sehingga disiarkan secara nasional oleh BBC.
 Pada tanggal 5 Februari 1965, Malcolm X pergi ke Eropa lagi. Pada tanggal 8 Februari, ia berbicara di London, sebelum pertemuan pertama Dewan Organisasi Afrika Keesokan harinya, Malcolm X mencoba untuk pergi ke Perancis, namun permohonannya untuk masuk ditolak. Pada tanggal 12 Februari, ia mengunjungi Smethwick, dekat Birmingham, yang telah menjadi buah bibir karena pembagian rasialnya setelah pemilihan umum Britania Raya 1964, ketika partai Konservatif memenangkan kursi parlemen setelah rumor bahwa pendukung mereka menggunakan slogan "Jika Anda ingin negro jadi tetangga Anda, pilih partai Buruh.[33].



4.      Kembali ke Amerika Serikat
Setelah keluar dari Nation Of Islam dan setelah melakukan perjalanan internasionalnya, Malcolm x kembali ke Amerika Serikat Dengan membentuk gerakan baru yakni MMI (Muslim Mosque, Inc)  dan OAAU (Organitation Afro – American Unity). Malcolm x sering berbicara di hadapan khalayak di Amerika Serikat. Dia berbicara rutin di Muslim Mosqoe Inc dan Organitation Afro – American Unity, ia adalah seorang pembicara yang paling di cari di kampus – kampus[34]. Kedatangan dan Penghiatan Malcolm x dengan gerakan barunya membuat perseteruan dengan Nation Of Islam. Sehingga membuat Elijah Muhammad merencanakan pembunuhan terhadapnya.
a.      MMI (Muslim Mosque Inc)
Pada tanggal 12 Maret 1964, empat hari setelah kepergiannya dari Nation of Islam .[35] Malcolm x mengumumkan pembentukan Masjid Muslim , Inc keanggotaan kelompok terdiri terutama dari mantan anggota Nation Of Islam. Malcolm X menghabiskan banyak waktu antara Maret 1964 dan Februari 1965 di luar negeri . Dalam ketidakhadirannya , James Shabazz menjabat sebagai pemimpin de facto dari Muslim Mosque , Inc[36]. Antara Maret 1964 , ketika ia meninggalkan Nation of Islam , dan Februari 1965, ketika dia dibunuh , filsafat Malcolm X berkembang saat ia melakukan perjalanan melalui Afrika dan Timur Tengah . Perubahan tersebut membuat bingung banyak anggota Masjid Muslim , Inc[37]. Pada bulan Mei 1964, keanggotaan di Masjid Muslim , Inc telah berkembang menjadi 125 , dan kelompok itu menarik orang-orang yang tidak mantan anggota Nation Islam[38].
b.      OAAU (Organitation Afro – American Unity)
       pada tanggal 15 Februari 1965 OAAU (Organitation Afro – Amerika Unity) di dirikan di kota New York. Seminggu sebelum Malcolm x di bunuh  Setelah pembentukan ini Orang – oarng Afro – Amerika akan meluncurkan Revolusi kebudayaan yang akan menyediakan dan memulihkan idenditas kita orang Afrika – Amerika yang berbunyi :
1.      Organisasi Afro - Amerika Unity menyambut semua orang-orang asal Afrika untuk datang bersama-sama dan mendedikasikan ide-ide mereka , keterampilan , dan hidup untuk membebaskan rakyat kita dari penindasan .


2.      Cabang Organisasi Afro - Amerika Unity dapat didirikan oleh orang-orang keturunan Afrika di manapun mereka berada dan apa pun ideologi mereka - selama mereka menjadi keturunan Afrika dan didedikasikan untuk tujuan kami satu : kebebasan dari penindasan.
3.      Program dasar Organisasi Afro - Amerika Unity yang sekarang sedang disajikan dapat dan akan diubah oleh keanggotaan , dengan mempertimbangkan kondisi nasional , regional , dan lokal yang memerlukan perawatan yang fleksibel .
4.      Organisasi Afro - Amerika Unity mendorong partisipasi aktif dari setiap anggota karena kita merasa bahwa setiap Afro - Amerika memiliki sesuatu untuk berkontribusi kebebasan kita . Dengan demikian setiap anggota akan didorong untuk berpartisipasi dalam komite pilihan nya .
5.      Memahami perbedaan yang telah dibuat antara kita dengan penindas kita untuk menjaga kita dibagi , Organisasi Afro - Amerika Unity berusaha untuk mengabaikan atau menenggelamkan perpecahan buatan dengan fokus kegiatan kami dan kesetiaan kita pada tujuan kami satu : kebebasan dari penindasan .
5.    Pembunuh 
                 Seminggu sebelum Malcolm x di bunuh, rumahnya yang di New York di bom oleh orang yang tidak di kenal. Puncaknya pada tanggal 21 Februari 1965, saat Malcolm x bersiap berbicara pada acara Organisasi persatuan Afro – Amerika di Audubon Ballroom, Manhattan[39]. Pada saat itu ada orang yang berteriak kepada Malcolm x untuk mengeluarkan tangannya dari saku. Seorang yang tidak di kenal bergegas ke depan dan menembaknya sekali di dada dengan dengan senapan sawed-off berlaras ganda[40] dan dua orang lainnya naik ke panggung dan menembak Malcolm dengan senapan semi otomatis.
                        Dia di nyatakan meninggal pada pukul 3:30 sore waktu Amerika tak lama setelah ia tiba di Colombia Presbyterian Hospitel. Menurut laporan otopsi, tubuh Malcolm x memiliki 21 luka tembak di dadanya, bahu kiri, lengan, dan kaki. Pembunuh Malcolm x adalah anggota NOI[41] yang bernama Talmadge Hayer (Thomas Hagan), Norman, Butler (Muhammad Abdul Aziz), dan Thomas Jhonson. Mereka semua di hukum dan di masukkan penjara.

No comments:

Post a Comment